Trauma anak ketika orang tua melakukan kekerasan adalah suatu kondisi serius yang bisa memengaruhi kondisi psikologis anak dalam jangka panjang. Kekerasan terhadap anak oleh orang tuanya merupakan bentuk kekerasan yang paling merugikan bagi anak.
Trauma anak ketika orang tua melakukan kekerasan dapat memengaruhi anak dalam banyak hal. Anak mungkin mengalami gangguan emosional dan perilaku, gangguan fisik dan kesehatan, gangguan perkembangan, dan gangguan psikologis.
Kekerasan dari orang tua dapat menghambat perkembangan anak dalam berbagai bidang, termasuk kognitif, sosial, dan emosional. Anak-anak mungkin mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain, mengikuti pelajaran, atau mengatur emosi mereka sendiri.
Dampak dari kekerasan yang dilakukan orang tua pada anak dapat berlangsung hingga bertahun-tahun, bahkan sepanjang hidup anak.
Baca juga artikel Medikacare lainnya : Tips menghukum anak salah tanpa trauma - Medikacare
Dampak melakukan kekerasan pada anak
Ada beberapa dampak negatif yang akan terjadi ketika orang tua melakukan tindak kekerasan pada anak, di antaranya:1. Anak mengalami hambatan tumbuh kembang dan penurunan fungsi otak
Perkembangan masa otak akan bekerja dengan optimal saat berada di usia kanak-kanak. Adanya tindakan kekerasan tentu akan berpengaruh pada otak yang membuatnya menjadi lebih reaktif serta kurang adaptif. Dampak ini akan mengganggu perkembangan otak dan strukturnya.Hal inilah yang akhirnya membuat fungsi otak menurun dan membuat perkembangannya terganggu. Alhasil, anak akan mengalami berbagai gangguan, seperti penurunan konsentrasi saat belajar.
2. Mengalami depresi berkepanjangan
Orang tua yang sering melakukan tindak kekerasan pada anak akan membuat sang anak menjadi tidak percaya diri. Hal ini menyebabkan anak tidak berani bercerita dan memilih menjadi seseorang yang tertutup. Mereka juga sulit mengekspresikan diri sendiri dan cenderung memilih untuk memendam semua yang dirasakannya.Selalu menanyakan hal tersebut kepada diri sendiri dan enggan untuk berbagi cerita dengan orang lain hanya akan menambah beban pikiran anak hingga akhirnya ia merasa stres dan depresi.
3. Memiliki masalah kesehatan mental
Dampak lain dari melakukan kekerasan pada anak adalah mengalami masalah kesehatan mental. Adanya trauma psikis terhadap kekerasan termasuk salah satu faktor terjadinya gangguan kecemasan dan depresi kronis pada anak.Trauma ini akan membuat kondisi mental anak menjadi terganggu karena selalu terbayang tindakan kekerasan yang dilakukan oleh orang tuanya. Berbagai dampak dari kondisi mental yang terganggu membuat anak sulit berkonsentrasi, insomnia, sulit berinteraksi dengan orang lain, hingga keinginan untuk melukai diri sendiri.
Baca juga artikel Medikacare lainnya : Cara melatih mental anak agar tangguh dan mandiri - Medikacare
5. Sulit mempercayai orang lain
Anak-anak yang menjadi korban tindakan kekerasan akan mendapatkan pengalaman buruk yang membuatnya sulit percaya dengan orang lain. Mereka cenderung merasa tidak aman di mana pun dan takut bila ada seseorang yang ingin membantu.Sikap ini akan selalu ada hingga anak beranjak dewasa. Tentunya, hal ini bisa membuat anak kesulitan dan memilih untuk mengerjakan semuanya sendiri.
6. Berisiko mengalami gangguan kesehatan
Tindak kekerasan pada seorang anak akan memengaruhi kesehatan serta tumbuh kembangnya. Anak yang menjadi korban kekerasan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan kesehatan, baik secara psikis maupun fisik, seperti asma, diabetes, penyakit jantung, stroke, dan serangan panik.Anak yang mengalami kekerasan juga memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk mengonsumsi minuman alkohol dan menggunakan obat-obatan terlarang sebagai cara untuk mengatasi trauma yang ia alami.
Baca juga artikel Medikacare lainnya : Kenali prinsip parenting yang membuat karakter positif - Medikacare
Penting untuk segera mengambil tindakan jika anda menemukan bahwa anak mengalami trauma akibat kekerasan orang tua. Sang anak harus segera mendapatkan perlindungan dan pengobatan yang tepat, baik melalui konseling atau perawatan medis.